Jumat, 29 Desember 2023

Dampak Memakan Makanan Dan Harta Haram






 

Dampak Memakan Makanan Dan Harta Haram


1.  Memakan Makanan/Harta Haram Itu Termasuk Mendurhakai Allah Dan Mengikuti Langkah Syaithan

     Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

2.  Makanan Haram Bisa Menjadikan Tidak Semangat Mengerjakan Amalan Shalih

     Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51).

     Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (lihat Tafsir Ibnu Katsir).

 3.  Memakan Makanan/Harta Haram Termasuk Perbuatan Sangat Buruk Sebagaimana Kebiasaan Ahli Kitab (Yahudi Dan Nashrani)

     Allah Ta'ala berfirman :

وَتَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ □ لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَصْنَعُونَ □

“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.” (QS. Al-Maidah: 62-63)

4.  Neraka Lebih Berhak Atas Jasad Yang Tumbuh Dari Makanan/Harta Haram

     Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.” (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits Shahih)

5.  Makanan Haram Bisa Menjadikan Amal Ibadah Tidak Diterima Dan Penghalang Yang Bisa Menyebabkan Doa Sulit/Tidak Dikabulkan

     Makanan yang halal menjadi salah satu syarat diterimanya amal ibadah dan dikabulkannya doa. Sebaliknya, sesuatu yang haram menyebabkan tidak diterimanya amal dan dikabulkannya doa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah  bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'  (QS. Al-Mu’minun: 51).
Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'" QS. Al-Baqarah: 172).
Kemudian Nabi menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku." Padahal, makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan do'anya?" (HR. Muslim)

     Hadits di atas menunjukkan bahwa suatu amal tidak akan diterima kecuali dengan makan yang halal. Karenanya Allah dahulukan perintah untuk makan yang halal atas beramal shalih.

     Dari ‘Umar, ia berkata,

بالورع عما حرَّم الله يقبلُ الله الدعاء والتسبيحَ

“Dengan sikap waro’ (hati-hati) terhadap larangan Allah, Dia akan mudah mengabulkan do’a dan memperkanankan tasbih (dzikir subhanallah).”

Sebagian salaf berkata,

لا تستبطئ الإجابة ، وقد سددتَ طرقها بالمعاص

“Janganlah engkau memperlambat terkabulnya do’a dengan engkau menempuh jalan maksiat.” (lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, 1: 275-276)

6. Menghalangi mendapat Ilmu Nafi' (Ilmu Yang bermanfaat)

     Ketahuilah ilmu adalah cahaya, sedangkan cahaya tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. Itu pula yang pernah dikeluhkan oleh al-Syafi‘i kepada gurunya Imam Waki‘, sebagaimana yang masyhur dalam sebuah syairnya:

شكوت إلى وكيع سوء حفظي * فأرشدني إلى ترك المعاصي

وقال اعلم بأن العلم نور * ونور الله لا يؤتاه عاصي

Aku mengeluhkan buruknya hapalanku kepada Imam Waki‘
Beliau menyarankan kepadaku untuk meninggalkan maksiat

Dan beliau berkata, ketahuilah ilmu ialah cahaya
Sedangkan cahaya Allah tak diberikan kepada ahli maksiat

     Walau imam as-Syafi‘i tidak menyebutkan sulitnya menerima ilmu akibat makan makanan yang tak halal, tetapi dapat dipahami bahwa makan makanan tak halal itu termasuk perbuatan maksiat dan menjadikan seluruh tubuh bermaksiat.

7.  Bisa Merusak Jasad

     Makanan haram dan maksiat bisa menjadi penyebab rusaknya jasad (mata cepat rabun/butuh kacamata, telinga cepat tuli, ataupun merusak akal dsb). Sebaliknya dengan menjaga diri dari berbagai maksiat Allah akan menjaga hamba-Nya. Termasuk dalam penjagaan Allah adalah penjagaan terhadap tubuhnya. Ini salah satu maksud hadits :

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. At Tirmidzi, shahih)

     Ibnu Rajab Al-Hambali mengisahkan beberapa ulama dahulu yang telah berusia lebih dari 100 tahun tapi masih fit fdan sehat. Hal itu mereka dapatkan karena menjaga diri dari maksiat kepada Allah di masa mudanya. Ibnu Rajab berkata,

كان بعض العلماء قد جاوز المائة سنة وهو ممتع بقوته وعقله، فوثب يوما وثبة شديدة، فعوتب في ذلك، فقال: هذه جوارح حفظناها عن المعاصي في الصغر، فحفظها الله علينا في الكبر. وعكس هذا أن بعض السلف رأى شيخا يسأل الناس فقال: إن هذا ضعيف ضيع الله في صغره، فضيعه الله في كبره

“Sebagian ulama ada yang sudah berusia di atas 100 tahun, namun ketika itu, mereka masih diberi kekuatan dan kecerdasan. Ada seorang ulama yang pernah melompat dengan lompatan yang sangat jauh, lalu  ia diperingati dengan lembut. Ulama tersebut mengatakan,
 “Anggota badan ini selalu aku jaga dari berbuat maksiat ketika aku muda, maka Allah menjaga anggota badanku ketika waktu tuaku.”
Namun sebaliknya, ada yang melihat seorang sudah jompo/ dan biasa mengemis pada manusia. Maka ia berkata,
“Ini adalah orang lemah yang selalu melalaikan hak Allah di waktu mudanya, maka Allah pun melalaikan dirinya di waktu tuanya.” (lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 249)

     Ada dua hal bentuk penjagaan Allah kepada hamba-Nya :
▪  Pertama : Allah menjaga kemashlahatan-kemashlahatan dunianya, misalnya Allah menjaga badan, anak, keluarga dan hartanya. Allah Ta'ala berfirman :

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah..." (QS. Ar Ra'du : 11)
▪  Kedua : Penjagaan yang lebih baik daripada penjagaan pertama, yaitu Allah menjaga agama dan iman seorang hamba. Allah menjaga kehidupan hamba tersebut dari perkara-perkara syubhat yang menyesatkan dan syahwat-syahwat yang diharamkan. Allah juga yang menjaga agamanya ketia ia meninggal dunia dalam bentuk Allah mewafatkan dalam keadaan beriman. (lihat Jami'ul Ulum wal Hikam syarh hadits ke-19)

اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi, no. 3563; Ahmad, 1:153; dan Al-Hakim, 1:538. Hadits ini dinilai hasan menurut At-Tirmidzi.)

Sabtu, 23 Desember 2023

Makanan Dan Minuman Halalan Thoyyiban Yang Disebut Dalam Al Qur'an Dan Hadits






Makanan Dan Minuman Halalan Thoyyiban
Yang Disebut Dalam Al Qur'an Dan Hadits



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (87) وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ (88)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kalian, dan jangan­lah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya." (QS. Al Maidah : 87-88)





     Insya Allah itu semua termasuk makanan dan minuman kesukaanku. Bagi siapa yang mengharamkannya, maka berarti telah ghuluw sebagaimana tafsir ayat. Dan bagi siapa yang menghalalkan semua makanan di bumi, maka telah berbuat tafrith sebagaimana orang Nashrani ataupun manusia pemakan bangkai yang "nggragas" sehingga menghalalkan bangkai ulat (beserta metamorfosisnya yang punya ruh), kutu, cacing, lalat, lipan, cicak, semua jenis serangga dan semua al hasyarat yang hidup di darat yang mati dalam keadaan tidak disembelih sesuai syari'at yang diajarkan Nabi dan para Shahabat.

     Itu sebabnya tidak usah heran jika diriku gemar konsumsi buah-buahan dan madu. Tidak usah heran jika diriku hampir tiap hari konsumsi tepung terigu yang terbuat dari gandum. Atau suka beli ikan kering tawar (ikan layur, udang kering, jambrong atau semisal) yang harganya sekitar 30-40an ribu dapat 500 gram bisa untuk 1 bulan. dst.

     Allah Ta'ala telah menyebutkan bahwa Islam itu agama yang wasath yaitu pertengahan antara ghuluw (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan). Allah Ta'ala berfirman :

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

"Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu, umat yang pertengahan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu." (QS. Al-Baqarah: 143). Semua syari’at baik i’tiqad (keyakinan), ibadah maupun muamalah dibangun di atas konsep ini.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.





Jawaban Atas Pertanyaan Allah Di Dalam Ayat Ini


  Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu , dia berkata:

خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  عَلَى أَصْحَابِهِ فَقَرَأَ عَلَيْهِمْ سُورَةَ الرَّحْمَنِ مِنْ أَوَّلِهَا إِلَى آخِرِهَا فَسَكَتُوا فَقَالَ: (( لَقَدْ قَرَأْتُهَا عَلَى الْجِنِّ لَيْلَةَ الْجِنِّ فَكَانُوا أَحْسَنَ مَرْدُودًا مِنْكُمْ كُنْتُ كُلَّمَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِهِ { فَبِأَىِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ } قَالُوا: لاَ بِشَىْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ.

Rasûlullâh keluar untuk menemui para Sahabat Beliau, kemudian Beliau membacakan surat Ar-Rahmân kepada mereka dari awal hingga akhir surat, kemudian mereka pun diam. Kemudian Beliau berkata, “Saya telah membaca surat ini kepada para jin di malam pertemuan dengan jin, kemudian mereka lebih baik responnya daripada kalian. Ketika saya membaca ayat, (yang artinya, “Maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan?” Mereka menjawab, “Tidak ada sesuatu apapun dari nikmatmu wahai Rabb kami yang kami dustakan, untuk-Mu segala pujian.” ( HR At-Tirmidzi no. 3291 dan Al-Hâkim II/215/3766. Imam Adz-Dzahabi mengatakan, “Sesuai syarat al-Bukhâri dan Muslim.” Syaikh al-Albâni rahimahullah menghasankan hadits ini dalam Shahîh Sunan at-Tirmidzi.)

     Ketika Allâh Ta'ala mengatakan hal tersebut, kita dianjurkan untuk menjawab seperti jawaban jin yang disampaikan oleh Rasûlullâh yaitu:

لاَ بِشَىْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ.

"Tidak ada sesuatu apapun dari nikmatmu wahai Rabb kami yang kami dustakan, untuk-Mu segala pujian." (lihat sebagaimana dalam HR At-Tirmidzi no. 3291 dan Al-Hâkim II/215/3766. Imam Adz-Dzahabi mengatakan, “Sesuai syarat al-Bukhâri dan Muslim.” Syaikh al-Albâni rahimahullah menghasankan hadits ini dalam Shahîh Sunan at-Tirmidzi.)

     Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma ketika dibacakan ayat ini, beliau Radhiyallahu anhuma berkata :

لَا بِأيِّهَا يَا رَبّ

(Saya tidak mendustakan) sedikit pun dari kenikmatan-kenikmatan tersebut wahai Rabb-ku. (lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Ar Rohman : 13)

 

Kamis, 14 Desember 2023

Allah Yang Menumbuhkan Tanaman Dan Segala Macam Buah-buahan.. Apa Di Samping Allah Ada Ilah Yang Lain ?


 

Allah Yang Menumbuhkan Tanaman Dan Segala Macam Buah-buahan..
Apa Di Samping Allah Ada Ilah Yang Lain ?


{هُوَ الَّذِي أَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ (10) يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالأعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (11) }

"Dialah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kalian, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kalian meng­gembalakan ternak kalian. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kalian tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir." (QS. An Nahl : 10-11)



Di Antara Pengobatan Yang Mujarab

  Di Antara Pengobatan Yang Mujarab وَمِنْ أَعْظَمِ عِلَاجَاتِ الْمَرَضِ فِعْلُ الْخَيْرِ وَالْإِحْسَانُ وَالذِّكْرُ وَالدُّعَاءُ، وَالتَّض...