Minggu, 09 Juli 2023

Bolehkah Menjual Air Zamzam?



 

Bolehkah Menjual Air Zamzam ?
هل يجوز بيع ماء زمزم؟

 السؤال

سمعت من شخص أنه لا يجوز بيع ماء زمزم، فهل هذا صحيح؟ وهل يجوز للشخص ان يأخذ ماء زمزم من الحرم ثم يعود الى بلده أو بلد أخر فيبيعه؟ وما الدليل؟

الجواب

الحمد لله.
الأصل أنه لا يجوز بيع الماء ما دام في نبعه ، أو في مجراه ، فإذا حازه أحد ، وأخذه في إنائه ـ مثلاً ـ فله بيعه بلا خلاف بين العلماء .

قال ابن قدامة رحمه الله في "المغني" (4 / 215) :
" وأما ما يحوزه من الماء في إنائه فإنه يملكه بذلك وله بيعه بلا خلاف بين أهل العلم ... وعلى ذلك مضت العادة في الأمصار ببيع الماء في الروايا من غير نكير ، وليس لأحد أن يشرب منه ولا يتوضأ ولا يأخذ إلا بإذن مالكه ، وكذلك لو وقف على بئره أو بئر مباح فاستقى بدلوه أو بدولاب أو نحوه فما يرقيه من الماء فهو ملكه وله بيعه لأنه ملكه بأخذه في إنائه . قال أحمد : إنما نهى عن بيع فضل ماء البئر والعيون في قراره ، ويجوز بيع البئر نفسها والعين ومشتريها أحق بمائها " انتهى باختصار .

وسئل الشيخ الفوزان حفظه الله : هل يجوز بيع الماء ؟ ومتى ‏؟‏
فأجاب : " في ذلك تفصيل : إذا كان حاز الماء في وعائه أو بركته فإنه يملكه ويجوز له أن يبيعه ؛ لأنه حازه واستولى عليه وتعب في تحصيله ، فصار ملكًا له .
أما إذا كان الماء باقيًا في البئر أو في النهر أو في المجرى الذي يجري في ملكه فهذا فيه خلاف بين أهل العلم ، والصحيح أنه لا يجوز له بيعه ، بل يكون هو أولى بالانتفاع به من غيره ، وليس له أن يمنع الآخرين من الانتفاع به انتفاعًا لا يضره هو ولا يضر في ملكه ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن بيع فضل الماء " انتهى .
"المنتقى" (3/13) .

ولا فرق في هذا بين ماء زمزم وغيره .

قال الشيخ ابن باز رحمه الله : " لا حرج في بيع ماء زمزم ، ولا في نقله من مكة " انتهى ."مجموع فتاوى ابن باز" (16 / 138) .
والله تعالى أعلم .

https://islamqa.com/ar/answers/150559


Pertanyaan :
“Aku pernah mendengar dari seseorang bahwa jual beli air zamzam itu terlarang. Apakah pernyataan ini benar? Apakah (seseorang) diperbolehkan untuk mengambil air zamzam di Masjidil Haram kemudian kembali ke negaranya lalu menjual air zamzam tersebut? Adakah dalil dalam masalah ini?”

Jawaban :
     “Pada dasarnya, tidaklah diperbolehkan untuk menjual air yang masih berada di sumbernya atau salurannya. Namun, jika air tersebut telah disendirikan dan dimasukkan ke dalam wadah tertentu, misalnya, maka air tersebut boleh dijual, tanpa ada perselisihan pendapat di antara para ulama dalam hal ini.

     Ibnu Qudamah Al-Hanbali dalam Al-Mughni, 4:215 mengatakan, ‘Adapun air yang sudah disendirikan dengan dimasukkan ke dalam wadah tertentu maka air tersebut menjadi milik orang yang mengambilnya dan dia boleh menjualnya, tanpa ada perselisihan pendapat di antara para ulama dalam hal ini. Inilah kebiasaan yang berlaku di berbagai kota; air dalam wadah diperjualbelikan tanpa ada satu pun ulama yang menyalahkannya.
Tidak boleh bagi siapa pun untuk minum, berwudhu, atau pun mengambil air yang sudah ada dalam wadah tanpa seizin pemiliknya. Demikian pula, jika seorang berdiri di dekat sumur umum atau sumur pribadinya, lalu dia mengambil air secara manual atau pun mekanik maka semua air yang bisa dia naikkan ke atas adalah miliknya dan dia boleh menjualnya karena air tersebut miliknya dengan dia masukkan air tersebut ke dalam wadahnya.’
Imam Ahmad mengatakan, ‘Jual beli air yang tersisa dari kebutuhan adalah air tersisa yang masih ada di sumur atau pun mata air.’ Diperbolehkan menjual sumur dan mata air milik pribadi. Pembeli sumur tersebut lebih berhak terhadap air yang ada di dalamnya daripada selain dia.’

     Syekh Shalih Al-Fauzan mendapatkan pertanyaan mengenai apakah diperbolehkan menjual air dan kapankah jualan air diperbolehkan?
Jawaban beliau, ‘Jawaban pertanyaan ini perlu rincian. Jika seorang itu menguasai air dengan bentuk dia masukkan air ke dalam wadah atau bak miliknya maka air tersebut telah menjadi miliknya, sehingga dia boleh menjualnya. Alasannya, karena air tersebut telah dia sendirikan, dia kuasai, dan dia pun telah susah payah untuk mendapatkannya, sehingga air tersebut menjadi miliknya.
Adapun jika posisi air tersebut masih di berada di dalam sumur pribadi, sungai, atau pun saluran air yang melewati tanah miliknya maka boleh/tidaknya menjual air dalam kondisi semisal ini diperselisihkan oleh para ulama. Pendapat yang benar, pemilik tanah tidak boleh menjual air yang masih berada di sumbernya, namun dialah yang lebih berhak memanfaatkan air yang ada di tanahnya daripada orang lain. Akan tetapi, dia tidak diperkenankan untuk melarang orang lain yang mau memanfaatkan air yang ada di tanahnya, asalkan pemanfaatan tersebut tidak membahayakan pemilik atau harta pemilik tanah, karena Nabi melarang jual beli yang bersisa dari kebutuhan seseorang.’ (Al-Muntaqa, 3:13)

     Aturan di atas berlaku untuk semua air, baik air zamzam atau air lainnya.

     Syekh Ibnu Baz mengatakan, ‘Tidaklah mengapa memperdagangkan air zamzam atau pun memindahnya dari Mekkah.’ (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 16:138)”
Wa Allahu ta'ala a'lam.

Diterjemahkan dari http://islamqa.com/ar/ref/150559











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Zaitun Termasuk Pohon Yang Diberkahi

  Zaitun Termasuk Pohon Yang Diberkahi كُلوا الزيتَ وادَّهِنُوا بِه؛ فإنَّه من شجرةٍ مُباركةٍ خلاصة حكم المحدث : حسن لغيره الراوي : عمر بن ...