Minggu, 09 Juli 2023

Bolehkah Menjual Air Zamzam?



 

Bolehkah Menjual Air Zamzam ?
هل يجوز بيع ماء زمزم؟

 السؤال

سمعت من شخص أنه لا يجوز بيع ماء زمزم، فهل هذا صحيح؟ وهل يجوز للشخص ان يأخذ ماء زمزم من الحرم ثم يعود الى بلده أو بلد أخر فيبيعه؟ وما الدليل؟

الجواب

الحمد لله.
الأصل أنه لا يجوز بيع الماء ما دام في نبعه ، أو في مجراه ، فإذا حازه أحد ، وأخذه في إنائه ـ مثلاً ـ فله بيعه بلا خلاف بين العلماء .

قال ابن قدامة رحمه الله في "المغني" (4 / 215) :
" وأما ما يحوزه من الماء في إنائه فإنه يملكه بذلك وله بيعه بلا خلاف بين أهل العلم ... وعلى ذلك مضت العادة في الأمصار ببيع الماء في الروايا من غير نكير ، وليس لأحد أن يشرب منه ولا يتوضأ ولا يأخذ إلا بإذن مالكه ، وكذلك لو وقف على بئره أو بئر مباح فاستقى بدلوه أو بدولاب أو نحوه فما يرقيه من الماء فهو ملكه وله بيعه لأنه ملكه بأخذه في إنائه . قال أحمد : إنما نهى عن بيع فضل ماء البئر والعيون في قراره ، ويجوز بيع البئر نفسها والعين ومشتريها أحق بمائها " انتهى باختصار .

وسئل الشيخ الفوزان حفظه الله : هل يجوز بيع الماء ؟ ومتى ‏؟‏
فأجاب : " في ذلك تفصيل : إذا كان حاز الماء في وعائه أو بركته فإنه يملكه ويجوز له أن يبيعه ؛ لأنه حازه واستولى عليه وتعب في تحصيله ، فصار ملكًا له .
أما إذا كان الماء باقيًا في البئر أو في النهر أو في المجرى الذي يجري في ملكه فهذا فيه خلاف بين أهل العلم ، والصحيح أنه لا يجوز له بيعه ، بل يكون هو أولى بالانتفاع به من غيره ، وليس له أن يمنع الآخرين من الانتفاع به انتفاعًا لا يضره هو ولا يضر في ملكه ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن بيع فضل الماء " انتهى .
"المنتقى" (3/13) .

ولا فرق في هذا بين ماء زمزم وغيره .

قال الشيخ ابن باز رحمه الله : " لا حرج في بيع ماء زمزم ، ولا في نقله من مكة " انتهى ."مجموع فتاوى ابن باز" (16 / 138) .
والله تعالى أعلم .

https://islamqa.com/ar/answers/150559


Pertanyaan :
“Aku pernah mendengar dari seseorang bahwa jual beli air zamzam itu terlarang. Apakah pernyataan ini benar? Apakah (seseorang) diperbolehkan untuk mengambil air zamzam di Masjidil Haram kemudian kembali ke negaranya lalu menjual air zamzam tersebut? Adakah dalil dalam masalah ini?”

Jawaban :
     “Pada dasarnya, tidaklah diperbolehkan untuk menjual air yang masih berada di sumbernya atau salurannya. Namun, jika air tersebut telah disendirikan dan dimasukkan ke dalam wadah tertentu, misalnya, maka air tersebut boleh dijual, tanpa ada perselisihan pendapat di antara para ulama dalam hal ini.

     Ibnu Qudamah Al-Hanbali dalam Al-Mughni, 4:215 mengatakan, ‘Adapun air yang sudah disendirikan dengan dimasukkan ke dalam wadah tertentu maka air tersebut menjadi milik orang yang mengambilnya dan dia boleh menjualnya, tanpa ada perselisihan pendapat di antara para ulama dalam hal ini. Inilah kebiasaan yang berlaku di berbagai kota; air dalam wadah diperjualbelikan tanpa ada satu pun ulama yang menyalahkannya.
Tidak boleh bagi siapa pun untuk minum, berwudhu, atau pun mengambil air yang sudah ada dalam wadah tanpa seizin pemiliknya. Demikian pula, jika seorang berdiri di dekat sumur umum atau sumur pribadinya, lalu dia mengambil air secara manual atau pun mekanik maka semua air yang bisa dia naikkan ke atas adalah miliknya dan dia boleh menjualnya karena air tersebut miliknya dengan dia masukkan air tersebut ke dalam wadahnya.’
Imam Ahmad mengatakan, ‘Jual beli air yang tersisa dari kebutuhan adalah air tersisa yang masih ada di sumur atau pun mata air.’ Diperbolehkan menjual sumur dan mata air milik pribadi. Pembeli sumur tersebut lebih berhak terhadap air yang ada di dalamnya daripada selain dia.’

     Syekh Shalih Al-Fauzan mendapatkan pertanyaan mengenai apakah diperbolehkan menjual air dan kapankah jualan air diperbolehkan?
Jawaban beliau, ‘Jawaban pertanyaan ini perlu rincian. Jika seorang itu menguasai air dengan bentuk dia masukkan air ke dalam wadah atau bak miliknya maka air tersebut telah menjadi miliknya, sehingga dia boleh menjualnya. Alasannya, karena air tersebut telah dia sendirikan, dia kuasai, dan dia pun telah susah payah untuk mendapatkannya, sehingga air tersebut menjadi miliknya.
Adapun jika posisi air tersebut masih di berada di dalam sumur pribadi, sungai, atau pun saluran air yang melewati tanah miliknya maka boleh/tidaknya menjual air dalam kondisi semisal ini diperselisihkan oleh para ulama. Pendapat yang benar, pemilik tanah tidak boleh menjual air yang masih berada di sumbernya, namun dialah yang lebih berhak memanfaatkan air yang ada di tanahnya daripada orang lain. Akan tetapi, dia tidak diperkenankan untuk melarang orang lain yang mau memanfaatkan air yang ada di tanahnya, asalkan pemanfaatan tersebut tidak membahayakan pemilik atau harta pemilik tanah, karena Nabi melarang jual beli yang bersisa dari kebutuhan seseorang.’ (Al-Muntaqa, 3:13)

     Aturan di atas berlaku untuk semua air, baik air zamzam atau air lainnya.

     Syekh Ibnu Baz mengatakan, ‘Tidaklah mengapa memperdagangkan air zamzam atau pun memindahnya dari Mekkah.’ (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 16:138)”
Wa Allahu ta'ala a'lam.

Diterjemahkan dari http://islamqa.com/ar/ref/150559











Jumat, 09 Juni 2023

Tanaman Sidr (Bidara) Dan Manfaatnya



 

Tanaman Sidr (Bidara) Dan Manfaatnya


     Sidr (Bidara, Widara) atau Ziziphus mauritiana adalah semak pohon yang cenderung berukuran kecil. Tanaman ini sangat bermanfaat pada bagian buahnya yang banyak digunakan untuk pembuatan obat. Daun bidara mengandung bahan kimia yang dapat menurunkan kadar gula dan lemak dalam darah.

     Manfaat daun bidara juga banyak belum diketahui oleh masyarakat. Padahal, tumbuhan ini dapat berkhasiat untuk mengatasi berbagai macam kondisi kesehatan. Beberapa kandungan penting daun bidara adalah flavonoid, polifenol, alkaloid siklopeptida, glikosida, minyak atsiri, saponin dammarane, mineral, vitamin, asam amino, dan asam lemak tak jenuh ganda. Selain itu, daun bidara memiliki sifat antibakteri dan antioksidan yang dapat meningkatkan efek peningkatan kesehatannya.




Manfaat Sidr (Daun Bidara) Bagi Manusia


     Sidr (daun Bidara) insya Allah memiliki banyak manfaat. Berikut ulasan mengenai manfaat daun bidara dari beberapa sumber :

1.  Untuk Memandikan  Orang Mati

     Ketika Zainab, putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, yang bertugas memandikan adalah Ummu Athiyah radhiyallahu ‘anha. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Ummu Athiyah,

اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مَنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ

“Cuci jenazahnya 3 kali, 5 kali, atau boleh lebih dari itu, jika menurutmu dibutuhkan, dengan air dan daun bidara.” (HR. Bukhari 1253)
    
2.  Membersihkan Sisa Darah Haid

     Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh wanita yang membersihkan sisa darah haid, agar digunakan bidara. Asma’ pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang cara mandi selepas haid. Beliau mengatakan,

تَأْخُذُ سِدْرَهَا وَمَاءَهَا فَتَوَضَّأُ ثُمَّ تَغْسِلُ رَأْسَهَا

“Wanita itu bisa mengambil daun bidara dicampur air, lalu berwudhu kemudian mencuci kepalanya…” (HR. Abu Daud 314 dan dishahihkan al-Albani)

3.  Untuk Membantu Mengobati  Akibat Sihir

     Mengenai kaitannya dengan pengobatan kesurupan atau sihir, kami tidak menjumpai dalilnya. Hanya saja, para ulama memahami bahwa kajian pengobatan sihir, masuk dalam pembahasan at-Tadawi (pengobatan), dan bukan kajian ibadah. Karena itu, selama tidak menggunakan fasilitas yang dilarang, dan terbukti bisa mengobati (mujarab), penggunaan media semacam ini dibolehkan.

     Imam Ibnu Baz pernah menjelaskan cara pengobatan sihir,

ومن علاج السحر بعد وقوعه أيضا وهو علاج نافع للرجل إذا حبس من جماع أهله أن يأخذ سبع ورقات من السدر الأخضر فيدقها بحجر أو نحوه ويجعلها في إناء ويصب عليه من الماء ما يكفيه للغسل , ويقرأ فيها آية الكرسي و ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد ) و ( قل أعوذ برب الفلق ) و ( قل أعوذ برب الناس …

Diantara cara mengobati sihir – dan ini obat yang manfaat untuk para suami yang terhalangi sehingga tidak bisa berhubungan badan – dia bisa mengambil 7 lembar daun bidara hijau, kemudian ditumbuk dengan batu atau semacamnya, lalu ditaruh di ember, kemudian dicampur air yang cukup untuk mandi. Kemudian dibacakan ayat kursi, al-kafirun, al-ikhlas, al-falaq, an-Nas…. (beliau menyebutkan beberapa ayat lainnya). (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 3/279)

4.  Menurunkan Kadar Kolesterol

     Menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh merupakan salah satu manfaat daun bidara untuk kesehatan. Serat daun bidara yang larut dalam air dapat membantu menurunkan kadar LDL kolesterol jahat. Cukup merebus daun bidara dalam air dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengikat kolesterol tersebut ke sistem pencernaan, sehingga tingkat kadar kolesterol di dalam tubuh tidak mencapai 240 mg/dl.

5.  Mengatasi Insomnia

     Daun bidara mengandung saponin yang memiliki efek menenangkan dan dapat membantu mengobati insomnia. Rebusan daun bidara dapat kamu olah menjadi teh. Hasilnya, daun bidara dapat sebagai obat tidur alami untuk memastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup.

6.  Mencegah dan Meringankan Depresi

     Salah satu cara untuk mencegah dan mengobati depresi adalah dengan memanfaatkan daun bidara. Khasiat daun bidara memberikan dampak menenangkan dan mendinginkan tubuh, yang membantu mengurangi gejala depresi. Untuk memperoleh hasil dan manfaat positif dalam tubuh, kamu bisa meminum teh yang terbuat dari olahan daun bidara.  Hal ini dikarenakan senyawa yang terkandung di dalamnya mampu memberikan efek nyaman dan dingin pada tubuh.

7. Meningkatkan Sistem Pencernaan

     Manfaat daun bidara dapat untuk mengobati masalah pada sistem pencernaan. Daun bidara dapat digunakan untuk mengobati penyakit maag yang merupakan dampak negatif ketika asam lambung. Daun bidara juga dapat menghilangkan racun dalam saluran pencernaan, membantu mengatasi masalah pencernaan, dan menangkal infeksi.

     Anda dapat mendapatkan manfaat daun bidara dengan rutin meminum air rebusannya setidaknya sekali setiap hari. Untuk mendapatkan hasil yang baik bagi kesehatan sistem pencernaan, lakukanlah secara rutin.

     Manfaat daun bidara yang lain adalah mengatasi permasalahan pada lambung. Teh daun bidara yang dikonsumsi secara rutin juga dipercaya baik menjaga kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Bagi yang memiliki riwayat penyakit lambung atau maag, daun ini bisa dijadikan obat alami yang baik. Daun ini bisa mengobati penyakit pada pencernaan, karena tidak akan memicu asam lambung naik. Cara menggunakannya, yaitu mengonsumsi teh daun bidara sebagai obat alami untuk kesehatan lambung.


8. Membantu Penyembuhan Luka

     Daun bidara bisa menyembuhkan luka ringan hingga penyakit kronis. Gunakanlah daun yang sudah kering, lalu haluskan hingga menjadi bubuk dan dicampur sedikit air untuk dioleskan menjadi salep apabila ingin mengobati luka luar. Anda juga bisa meminum air rebusan daun bidara untuk mengobatinya dari dalam.

9.  Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Gigi

     Salah satu dari sekian banyak manfaat kesehatan daun bidara adalah kemampuannya untuk memperkuat tulang dan gigi. Gigi dan tulang dapat tertata dengan baik karena kandungan kalsium mineral daun bidara yang tinggi. Daun bidara bisa menjadi solusi agar gigi dan tulang tidak mudah keropos dan menjaga stamina kesehatannya.

10. Mengobati Sariawan

     Sariawan adalah kondisi sebagai akibat dari kekurangan vitamin C. Antioksidan yang terkandung dalam daun bidara dapat mengobati sariawan. Antioksidan dapat membantu melindungi dari bakteri mulut. Selain bisa mengobati sariawan, daun bidara juga berfungsi mengatasi berbagai masalah di mulut, seperti bibir pecah-pecah.

11. Penyakit Diabetes

     Diabetes adalah salah satu penyakit berbahaya apabila dibiarkan begitu saja. Namun, ternyata diabetes bisa diatasi oleh daun bidara. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa yang mampu melindungi tubuh dari kerusakan sistem pengaturan kadar gula. Anda bisa mengonsumsi teh daun bidara untuk menstabilkan kadar gula dan darah. Tumbuhan ini juga dapat mengatur sistem perlindungan terhadap pengaturan produksi insulin.

12. Mencegah Kanker dan Tumor

     Tahukan Anda daun bidara dapat menjaga kesehatan tubuh dengan membunuh sel-sel kanker? Tumbuhan ini memiliki kandungan yang bisa menangkal pertumbuhan sel-sel kanker berbahaya yang juga bisa berisiko tumor.

13. Menguatkan Tulang dan Sendi

     Usia yang bertambah, terkadang membuat fungsi tulang dan sendi tak lagi sempurna. Hal ini yang membuat banyak lansia mengonsumsi daun bidara untuk menguatkan tulang. Khasiat dari daun bidara ini diyakini bisa membantu mencegah tulang keropos di masa yang akan datang.

14. Menyehatkan Mulut

     Daun bidara mengandung senyawa kimiawi yang terdiri dari protein, asam amino, flavonoid, alkaloid, glikosida, serta zat penting lainnya. Kandungan senyawa tersebut  bisa menyehatkan gigi dan mulut pada orang dewasa ataupun anak. Ekstrak daunnya bisa mencegah periodontitis atau karies yang sering dialami di usia muda. Kesehatan mulut pun dapat terjaga.

15. Bersifat Antiradang
     Melansir dari jurnal Tropical Journal of Pharmaceutical Research, daun bidara memiliki sifat antiradang bagi tubuh. Artinya, ini bisa mencegah peradangan yang terjadi akibat beberapa kondisi yang mendasarinya. Biasanya, tubuh yang meradang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh atau demam. Senyawa antioksidan di dalam daun bidara dipercayai dapat menangkal kondisi ini semakin parah.

16. Melawan Infeksi Bakteri

     Selain antiradang, tanaman herbal ini juga diperkaya antimikroba serta analgesik untuk meredakan nyeri pada tubuh. Infeksi bakteri berbeda dengan penyebaran virus. Antibiotik menjadi obat lain yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.

17. Menurunkan Demam

      Khasiat lain dari daun bidara, yaitu mampu menurunkan demam. Hal ini karena daun bidara memiliki sifat analgetik dan antipiretik dari kandungan plavonoid di dalamnya. Senyawa plavonoid tersebut bekerja melalui 2 mekanisme dalam mengambat faktor peradangan. Manfaatnya yakni untuk menghambat demam menjadi lebih parah dan mencegah peradangan dalam tubuh.

18. Bantu Meregenerasi Kulit

     Daun ini mampu mempercepat regenerasi kulit. Artinya, ini bisa mempercepat menghilangkan bekas luka pada kulit. Cara menggunakannya, yaitu merebus daun bidara. Setelah itu, dapat mengoleskan air rebusan daun bidara secara merata pada area kulit yang terluka. Namun, pengobatan dengan bahan alami mungkin bisa memicu berbagai reaksi. Beberapa kulit mungkin akan lebih sensitif sehingga harus tetap berhati-hati dengan risiko iritasi kulit.

     Sifat anti-inflamasi dan anti-bakteri daun bidara dapat membantu penyembuhan bekas luka. Bekas luka bakar pada kulit mungkin lebih cepat sembuh karena kedua sifat tersebut. Daun bidara dapat untuk mengobati bekas luka, luka gores, lecet, dan kondisi lainnya. Selain itu, daun bidara mengandung komponen tambahan seperti glikosida yang membantu mengobati luka bakar dan menghilangkan bekas luka. Kamu dapat mengkonsumsi air rebusan yang terbuat dari daun bidara untuk mendapatkan hasil dan manfaat secara maksimal.

19. Dapat Menjadi Penyubur Rambut

     Rambut rontok adalah salah satu masalah yang kerap dijumpai wanita. Ternyata, ada beberapa bahan alami yang dapat menjadi obatnya. Salah satunya adalah daun bidara Arab. Dilansir dari laman Pusat Penerbitan Universitas Islam Bandung, manfaat pohon bidara Arab sebagai penyubur rambut karena memiliki kandungan beberapa senyawa kimia yang bermanfaat. Senyawa-senyawa tersebut, di antaranya adalah alkaloid, flavonoid, riboflavin, saponin, dan polifenol. Diketahui, senyawa tersebut semuanya berperan sebagai penyubur rambut.

20. Cegah Kerontokan Rambut

     Bagaimana cara menggunakan daun bidara Arab untuk kesehatan rambut? Caranya dapat menggunakan daun bidara Arab dengan menjadikan rebusan airnya sebagai hair tonic. Gunakan secara rutin setiap hari dan hasilnya adalah rambut lebih kuat, pertumbuhan rambut berjalan lebih baik, dan mencegah rambut dari kerontokan. Manfaat daun bidara arab untuk penyubur rambut akan bekerja maksimal apabila juga mencukupi kebutuhan vitamin B. Vitamin satu ini juga sangat berperan pada pertumbuhan rambut. “Vitamin B terbukti dapat mencegah rambut rontok dan penipisan rambut pada wanita yang baru melahiran.

21. Menyembuhkan Jerawat

     Jerawat adalah masalah kulit yang sering meresahkan. Manfaat daun bidara ternyata juga mampu merawat kulit, salah satunya adalah mengatasi jerawat. Tapi bagi yang memiliki kulit sensitif, sebaiknya hindari mencoba cara herbal ini.

Wa Allahu a'lam.

Jumat, 26 Mei 2023

Keistimewaan Lebah Madu





 

KEISTIMEWAAN LEBAH MADU (نحلة العسل)

Lebah Madu Hewan Yang Mendapatkan Wahyu Dari Allah Yaitu Berupa Ilham

     Allah Ta’ala berfirman :

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُون

“Dan Rabb-mu telah mewahyukan kepada lebah, “Buatlah rumah-rumah di gunung-gunung dan di pohon-pohon dan di tempat-tempat  yang mereka (manusia) buat.” (QS. An-Nahl : 68).

     Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan :

الْمُرَادُ بِالْوَحْيِ هَاهُنَا: الْإِلْهَامُ وَالْهِدَايَةُ وَالْإِرْشَادُ إِلَى النَّحْلِ أَنْ تَتَّخِذَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا تَأْوِي إِلَيْهَا، وَمِنَ الشَّجَرِ، وَمِمَّا يَعْرِشُونَ. ثُمَّ هِيَ مُحْكَمَةٌ فِي غَايَةِ الْإِتْقَانِ فِي تَسْدِيسِهَا وَرَصِّهَا، بِحَيْثُ لَا يَكُونُ بَيْنَهَا خلَل.

"Yang dimaksud dengan "wahyu" dalam ayat ini ialah ilham, petunjuk, dan bimbingan dari Allah kepada lebah agar lebah membuat sarangnya di bukit-bukit, juga di pohon-pohon serta di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian berkat adanya ilham dari Allah ini lebah membangun rumah (sarang)nya dengan sangat rapi struktur dan susunannya, sehingga tidak ada cela padanya." (lihat Tafsir Ibnu Katsir)

     Dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan

وَأَوْحَى رَبّك إلَى النَّحْل وَحْي إلْهَام

“Rabbmu mewahyukan kepada lebah berupa wahyu ilham”

     Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata :

في خلق هذه النحلة الصغيرة، التي هداها الله هذه الهداية العجيبة، ويسر لها المراعي، ثم الرجوع إلى بيوتها التي أصلحتها بتعليم الله لها

“Pada penciptaan lebah yang kecil ini, Allah memberikan ilham berupa bimbingan yang ajaib. Allah memberi kemudahan bagi lebah untuk menuju padang rumput dan taman kemudian kembali ke rumah mereka yang telah mereka rancang demikian bagusnya dengan petunjuk Allah.”


Lebah Madu Termasuk Hewan Yang Dilarang Dibunuh

     Abu Daud (5267) telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata:

  إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِنَ الدَّوَابِّ: النَّمْلَةُ، وَالنَّحْلَةُ، وَالْهُدْهُدُ، وَالصُّرَدُ

“Sungguh Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarang untuk membunuh 4 binatang: semut, lebah, hud-hud dan burung jenis shurad”. (Dishahihkan oleh Albani)

     Ulama Lajnah berkata : “Ada riwayat tentang larangan membunuh Hud-hud, dan dari larangan membunuhnya diambil pendapat tentang haram untuk memakannya; berdasarkan bahwa hukum asal pada larangan adalah haram, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

نَهَى رسولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِن الدَّوَابِّ: النَّملةِ والنَّحْلَةِ والْهُدْهُدِ والصُّرَدِ
رواه أحمد وأبو داود وابن ماجه، قال الحافظ ابن حجر في هذا الحديث: رجاله رجال الصحيح، وقال البيهقي: هو أقوى ما ورد في هذا الباب ” انتهى

“Rasulullah telah melarang untuk membunuh empat binatang: semut, lebah, hud-hud dan jenis burung shurad”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Al Hafidz Ibnu Hajar berkata mengenai hadits ini: para perawinya adalah shahih, Al Baihaqi berkata: “Inilah riwayat yang paling kuat dalam bab ini”). (lihat Fatawa Lajnah Daimah: 22/293)


Lebah Menghasilkan Madu Yang Bermanfaat Bagi Manusia

     Allah Ta’ala berfirman :

ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)

     Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan :

وَقَوْلُهُ تَعَالَى ﴿يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ﴾ أَيْ: مَا بَيْنَ أَبْيَضَ وَأَصْفَرَ وَأَحْمَرَ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأَلْوَانِ الْحَسَنَةِ، عَلَى اخْتِلَافِ مَرَاعِيهَا وَمَأْكَلِهَا مِنْهَا.
وَقَوْلُهُ: ﴿فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ﴾ أَيْ: فِي الْعَسَلِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ مِنْ أَدْوَاءٍ تَعْرِضُ لَهُمْ. قَالَ بَعْضُ مَنْ تَكَلَّمَ عَلَى الطِّبِّ النَّبَوِيِّ: لَوْ قَالَ فِيهِ: "الشِّفَاءُ لِلنَّاسِ" لَكَانَ دَوَاءً لِكُلِّ دَاءٍ، وَلَكِنْ قَالَ ﴿فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ﴾ أَيْ: يَصْلُحُ لِكُلِّ أَحَدٍ مِنْ أَدْوَاءٍ بَارِدَةٍ، فَإِنَّهُ حَارٌّ، وَالشَّيْءُ يُدَاوَى بِضِدِّهِ.

     "Allah Ta'ala berfirman : {يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ} "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (QS. An-Nahl: 69). Maksudnya, dengan berbagai macam warnanya, ada yang putih, kuning, merah, dan warna-warna lainnya yang indah sesuai dengan tempat peternakan dan makanannya.
     Firman Allah : {فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ}"di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (An-Nahl: 69). Di dalam madu terdapat obat penawar yang mujarab bagi manusia untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang dialami mereka. Salah seorang ulama yang membicarakan tentang pengobatan cara Nabi mengatakan bahwa seandainya ayat ini menyebutkan Asy-syifa-u lin nas, tentulah madu dapat dijadikan sebagai obat untuk segala macam penyakit. Akan tetapi, disebutkan syifa-un lin rias, yakni obat penyembuh bagi manusia dari penyakit-penyakit yang disebabkan kedinginan; karena sesungguhnya madu itu panas, dan sesuatu itu diobati dengan lawannya." (lihat Tafsir Ibnu Katsir).

     Rasulullah bersabda :

الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ

“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : Dalam alat pembekam, meminumkan madu, atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas (kayy).” (HR. Al Bukhari)


Perumpamaan Seorang Mukmin Bagaikan Lebah Madu

     Dari Abdullah bin Amru radhiyaallahu’anhu ia berkata, Rasulullah bersabda :

وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

     Yang dimaksud (النحلة): أي: نحلة العسل yaitu lebah madu.

     Al Munawi rahimahullah berkata :

وجه الشبه في الحديث: حذق النحل وفطنته وقلة أذاه، وحقارته ومنفعته، وقنوعه وسعيه في الليل، وتنزهه عن الأقذار، وطيب أكله، وأنه لا يأكل من كسب غيره، وطاعته لأميره وأن للنحل آفات تقطعه عن عمله منها الظلمة والغيم والريح والدخان والماء والنار، وكذلك المؤمن له آفات تفقره عن عمله ظلمة الغفلة وغيم الشك وريح الفتنة ودخان الحرام ونار الهوى. (فيض القدير للمناوي، 5/ 512)
https://kalemtayeb.com/safahat/item/3262#:~:text=

“Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu cerdas, ia jarang menyakiti, rendah (tawadlu), bermanfaat, selalu merasa cukup (qona’ah), bekerja di waktu siang, menjauhi kotoran, makananya halal nan baik, ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain, amat taat kepada pemimpinnya, dan lebah itu berhenti bekerja bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api. Demikian pula mukmin amalnya terkena penyakit bila terkena gelapnya kelalaian, mendungnya keraguan, angin fitnah, asap haram, dan api hawa nafsu.” (lihat Faidlul Qadiir, 5/512)

     Seorang mukmin bagaikan lebah, ia hanya memakan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Ia selalu mengeluarkan ucapan dan perbuatan yang baik dan bermanfaat sebagimana lebah yang mengeluarkan madu yang bermanfaat untuk manusia. Dimanapun ia berada, tak pernah berbuat kerusakan. Bahkan ia menjadi pintu pintu pembuka kebaikan untuk manusia. Ia selalu rajin berusaha dan tak pernah malas. Ulet dan tak pernah menyerah. Bahkan ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain. Wa Allahu a'lam.

Minggu, 30 April 2023

Setiap Penyakit Ada Obatnya



 

Setiap Penyakit Ada Obatnya
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ


حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَأَبُو الطَّاهِرِ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى قَالُوا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin 'Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku 'Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah , beliau bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Atha`bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi  beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga." (HR Bukhari).

     Diriwayatkan dari musnad Imam Ahmad dari shahabat Usamah bin Suraik, bahwasanya Nabi bersabda:

كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَاءَتِ اْلأَعْرَابُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَنَتَدَاوَى؟ فَقَالَ: نَعَمْ يَا عِبَادَ اللهِ، تَدَاوَوْا، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ. قَالُوا: مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ

“Aku pernah berada di samping Rasulullah, Lalu datanglah serombongan Arab Badui. Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab, Allah  tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.' Mereka bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab, 'Penyakit tua.'" (HR Ahmad). 

     Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ada yang mengetahui obatnya dan ada yang tidak mengetahuinya, ini artinya memang ada penyakit yang tidak diketahui atau belum ditemukan obatnya sampai sekarang.

     Riwayat hadits tersebut sebagai berikut, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi bersabda :

إِنَّ اللهَ لَمْ يَنْزِلْ دَاءً إِلاَّ وَأَنْزَل لَهُشِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ و جَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

"Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menurunkan penyakit, kecuali Allah juga menurunkan obatnya. Ada orang yang mengetahui ada pula yang tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad, shahih)

     Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa sebagian obat dari penyakit belum diketahui oleh siapa pun, beliau berkata:

ﻭَﻓِﻲْ ﺣَﺪِﻳْﺚِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍ ﺍﻹﺷَﺎﺭَﺓ ﺇﻟَﻰ ﺃَﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻷَﺩْﻭِﻳَﺔ ﻻَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻬَﺎ ﻛُﻞّ ﺃﺣﺪ

“Terdapat isyarat dari hadits Ibnu Mas’ud bahwa sebagian obat (dari penyakit) tidak diketahui oleh seorang pun.” (lihat Fathul Bari Hal. 57, Kitabut Thibb). Wa Allahu a'lam.


Madu Lebah Ada Beraneka Warna Dan Terkandung Obat Untuk Manusia

Madu Lebah Ada Beraneka Warna Dan Terkandung Obat Untuk Manusia وَقَوْلُهُ تَعَالَى ﴿يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُه...